First time working abroad // MYANMAR

Yang namanya jodoh, rejeki, kesempatan, semua udah diatur waktunya sama Tuhan, manusia cuma bisa mempersiapkan diri dengan baik. Sudah selalu jadi mimpi gue untuk bisa kerja sebagai Makeup Artist untuk Pre-Wedding di luar negeri, akhirnya setelah dua tahun full time mengabdi di profesi ini, kesempatan itu datang juga. 

Waktu itu satu hari sebelum Sincia, 24 Januari 2020, Susan tiba-tiba WA, "Van, terima makeup ke luar negeri gak? Tangal 19-23 Februari.", kalo dulu baru baca pasti udah deg-degan gatau kaya apa ngerasa mimpi jadi kenyataan, something yang too good too be true. Tapi setelah sudah mengerti prosesnya, setiap ada tawaran selalu ditanggapi dengan datar. Cukup menjawab seperlunya dan biar Tuhan yang jadikan kalau memang sudah rejekinya. Ngobrol tidak sampai 15 menit, kataya klien sudah setuju. Dimintainlah passport untuk dibelikan tiket, EH passportnya sudah kurang dari 5 bulan masa berlaku, harus diperpanjang dulu.

Drama deh waktu perpanjang passport, karena gak tau kalau slotnya rebutan, jadi gak sempat daftar di minggu pertama. Nanya kanan kiri, tetap intinya harus coba mendaftar di hari jumat minggu berikutnya. Sudah panik, takut kalau waktunya tidak keburu, tapi coba dibawa santai. Kembali lagi, kalau memang rejekinya pasti jadi, kalau memang bukan mau diusahakan sebagaimanapun gak akan jadi. Akhirnya aman semua damai sentosa, semua urusan selesai tepat pada waktunya. Kliennya baik sekali, saat membelikan tiket, bolak-balik tanya, jadwal mana yang paling sesuai dengan jadwal gue. Ngajak jalan-jalan dulu, mumpung sudah sampai di Myanmar. Tiket perjalanan mana yang mau dibelikan, mau transit yang dimana, mau pulang yang jam berapa. Benar-benar mikirin gue sekali.

Persiapan pun seadanya, karena banyak kegiatan yang harus dilakukan sebelum berangkat ke Myanmar, Puji Tuhan semua berjalan lancar dan dicukupkan. Perjalanannya menyenangkan, bisa eksplorasi makanan baru, tempat-tempat baru, kebudayaan baru, dan teman-teman baru yang menyenangkan selama perjalanan. Myanmar bukanlah negara yang sering gue dengar namanya sebagai tujuan wisata masyarakat Indonesia, tetapi negara ini punya pesonanya tersendiri. Terlebih lagi, dengan matahari merahnya, Myanmar menjadi negara yang sangat fotogenik. Jepretan asal untuk kenang-kenanganpun terlihat begitu indah dan memiliki cerita untuk dikenang.

Satu yang gue selalu pikirkan, saat menjalani pekerjaan ini, dan mayoritas waktu selama 2019 kemarin, bahwa waktu Tuhan itu selalu tepat, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lama. Gue coba bayangkan ketika gue mendapatkan kesempatan ini bahkan setengah tahun lebih cepat, gue tidak yakin bisa memberikan hasil sebaik saat ini. Atau sesimpel cara gue menanggapi dan menghargainya pasti akan sangat berbeda. Dan yang paling gue tau akan terjadi adalah, rasa sombong yang meluap-luap, rasa cepat puas, merasa sudah mencapai apa yang diinginkan. Tuhan ijinkan gue untuk punya mimpi yang lebih besar, sehingga kesempatan-kesempatan ini menjadi terasa kecil, tidak lagi bisa memuaskan ego gue untuk bersombong di depan sanak saudara dan handai taulan, tetapi menjadi batu loncatan untuk bisa menunjukan kemampuan sebaik mungkin untuk maju lebih jauh lagi.

Rasanya kerja di luar negeri? Rasanya seperti dikasih rasa tanggung jawab yang lebih besar karena ada orang yang memberikan rasa percayanya kepada gue. Rasa percaya bahwa rencananya akan berjalan lebih lancar ketika ada gue yang turut serta memberikan bagian. Rasa percaya untuk mengeluarkan tenaga dan materi ekstra untuk membawa gue kesana. Proses makeupnya sama saja, tapi dengan tambahan rasa senang dihati bisa diberi kepercayaan seperti ini.

Dalam semua pekerjaan pasti ada masanya kita "dipaksa" untuk memperbesar kapasitas, diberikan kepercayaan dan tanggung jawab lebih untuk menyelesaikan suatu perkara. Di saat itulah kita diuji, untuk mundur kembali ke zona nyaman atau maju dan membiasakan diri mengambil tanggung jawab lebih dan memperbesar kapasitas diri. Tinggal dipilih mau jadi tim yang mana. Kesempatan ini tidak pernah ada yang tahu, bisa datang besok, lusa, minggu depan, dua tahun lagi, sepuluh tahun lagi, tidak ada jadwal pasti dan pengingat. Yang selalu gue tanamkan di pikiran gue sendiri adalah untuk selalu introspeksi diri dan selalu mengasah kemampuan yang sudah ada. Jangan pernah berhenti belajar dan mengamati, karena gue tidak mau stop disini, dimanapun itu berada. Gue mau ada di depan, depan, dan depan lagi. Semoga bisa bergerak lebih cepat lagi, belajar lebih cepat lagi, supaya ketika kesempatan yang lebih besar lagi datang, gue sudah siap. :)